25 July 2006

Natuna 25 Juli 06


Ya'h Shu Pimpin DPRD Natuna gantikan Daeng Rusnadi

Ranai Mk,politisi senior asal Serasan Abdulrahman Saari(yang akrab dipanggil Ya'h Shu)terpilih secara aklamasi dalam sidang pleno terbuka yang digelar DPRD Natuna Selasa (25/07)dengan agenda tunggal pemilihan ketua DPRD Natuna. Jabatan Pimpinan DPRD Natuna sempat kosong beerapa waktu karena pimpinan sebelumnya Drs Daeng Rusnadi terpilih menjadi Bupatai Natuna dalam Pilkada Natuna 16 Maret lalu
Dalam sidang pleno tersebut ada 2 calon yang diajukan oleh koalisi fraksi Golkar plus, yakni yakni Abdurahman Saari asal fraksi golkar dan Nurbita asal fraksi PPP, tetapi setelah pimpinan sidang membuka sidang dan menyerahkan agenda pemilihan kepada panitia pemilihan yang telah ditetapkan, Nurbita menginterupsi dan menyatakan pengunduran dirinya.
Dengan pengunduran diri Nurbita maka Abdulrahman Saari menjadi calon tungal, sesuai mekanisme maka panitia pemilihan menyerahkan kembali agenda pemilihan kepada pimpinan sidang.
H. Moh Jamil sebagai pimpinan sidang akhirnya menetapkan Addulrahan Saari terpilih secara aklamasi sebagai ketua DPRD Natuna setelah mendapat persetujuan anggota dewan yang hadir.
Abdulrahman Saari sendiri dicalonkan oleh koalisi golkkar yang mengaasai 10 kurisi, PAN 4 kursi, dan PDIP 3 kursi, Banyak pihak memprediksi sejak awal bahwa koaliasi ini akan memenangkan pemilihan mengingat sisa 3 kursi yang lain meski punya hak mengajukan calon tetapi peluangnya sangat kecil.

Ketua PAN Natuna Daeng Amhar menyatakan kepada Mk, bahwa PAN mendukung paket pimpinan dewan yakni Abdulrahman Saari dari Golkar sebagai ketua, H Moh Jamil dari PAN dan Wan Suhendra asal PDIP masing masing sebagai wakil ketua.
Kepada Mk Amhar mengaku bahwa kemenangan ini sudah sesuai dengan agenda PAN Natuna yang hanya menargetkan posisi wakil ketua.
Nurbita kepada Mk, menjelaskan bahwa pengunduran dirinya dari ajang pemilihan merupakan kemauan pribadi tanpa ada unsur tekanan maupun paksaan dari pihak manapun,
Nurbita mengaku dirinya belum mampu mengemban amanah sebagai pimpinan dewan karena kesehatannya tidak mengijinkan , ini kan menjadi masalah dikemudian hari.
" saya ini darah tinggi, dan muka saya susah tersenyum ini akan menjadi kendala saat menghadapi massa yang berdemo misalnya, suasana tentu akan tambah runyam karena saya mudah darah tinggi dan takmtersenyum" ujarnya
Nurbita juga mengaku memang figur yang cocok sebagai pimpinan dewan saat ini adalah Abdulrahman Saari.
" Abdulrahman Saari adalah politisi senior yang berwatak kebapakan dan mudah tersenyum, pengalamannya dipartai tidak diragukan lagi begitu juga diorganisasi, satya yakin kemampuannya dalam membesarkan golkar selama ini akan menjadi modal untuk memajukan DPRd natuna" ujarnya meyakinkan.

/////////////////// Van/////////

Ya'h Shu Janji Akan Pegang Amanah

Ranai mk, Sesaat setelah dirinya terpilih menjadi ketua DPRD Natuna Abdulrahman Saari menyatakan kepada Mk bahwa dirinya terharu dengan kepercayaan anggota dewan kepada dirinya. abdulrahman saari juga memohon doa restu dari semua pihak agar dirinya bisa melaksanakan tugas yang telah diamanahkan kepadanya.
"Saya tidak menyangka bagwa agenda pemilihan ketua dewan ini akhirnya secara aklamasi akan memilih saya,untuk itu saya sejak saat ini akan melupakan kepentingan pribadi guna kepentingan umum" ujarnya.
Addulrahman Saari juga berjanji akan terus menjalankan fungsi kontrol legislatif terhadap ekseutif meskipun pimpinan eksekutif saat ini mempunyai hubungan emosioal yang sangat dekat, ketika dikonfirmasi tentang pihak mempertanyakan apakah hubungannya yang akrap dengan bupati terpilih saat ini yang berasal dari satu partai yang sama akan mempengaruhi kinerja DPRD.
Abdulrahman Saari menjelaskan bahwa dua pimpinan berasal dari satu partai itu tidak akan menjadi masalah karena kami pihak legislatif akan tetap menjalankan hak pengawasan, justru sekarang tugas ini akan menjadi lebih mudah karena pihak legislatif dan eksekutif akan lebih mudah berkordinasi .

"Demi lancarnya pembangunan di Natuna keplaa eksekutif dan legislatif dari satu partai maka akan lebi mudah melaksanakan 3 tugas pokok DPRD, ini tak jauh berbeda seperti pemerintahan di pusat" terangnya, Abdulrahman Saari juga menyatakan bahwa dirinya justru akan lebih meningkatkan pengawanan.
"Dalam waktu dekat saya akan mendorong DPRD Natuna untuk lebih meneliti APBDP. kita akan teliti dan tanya , kita akan gelar rapat dengan pihak eksekutif karena dalam APBDP ada beberapa hal yang masih perlu mendapat penjelasan" terangnya menjawab Mk.

///////////// Van/////////

DPD dan DPR Minta Bandara Militer Ranai Dipertahankan

JAKARTA, MK – DPD Kepri meminta Pemkab Natuna mencari lahan lain, selain Ranai untuk merealisasikan Bandara Sipil komersil di wilayah tersebut. Sebab, Anggaran yang akan di-investasikan sangat besar, dan akan menyulitkan masyarakat mengingat bandara Ranai adalah milik militer.

Permintaan itu disampai Anggota DPD Kepri Hendry Frankim kepada Media Kepri (MK) di Tanjung Pinang, Selasa (25/7). "Sebaiknya cari lahan lain, itu milik militer. Ranai adalah pertahanan terdepan bagi NKRI, dan keberaadaannya harus dipertahankan," kata Frankim.
Frankim berharap rencana pembangunan Bandara Sipil Ranai yang menelan biaya Rp 100 miliar itu, sebaiknya dikaji ulang. Dikuatirkan akan bernasib sama seperti pelabuhan laut di Natuna yang butuh pengerukan, sehingga menjadi tidak efektif.
Anggota PAH IV DPD yang membidangi Pengawasan, BPK dan APBN ini mengaku tidak bisa memahami alur pikir Pemkab Natuna dan DPRD Natuna yang menggunakan dana sebesar itu untuk membangun bandara sipil diatas lahan militer militer.
"Saya tidak tahu pertimbangan apa yang dipakai menginvestasikan anggaran yang besar di atas tanah orang lain. Sebaiknya cari lahan lain saja, masyarakat juga sulit ke luar masuk, karena lahannya milik militer," katanya.
Senada dengan pernyataan Frankim, Wakil Ketua Komisi I DPR dari F-KB Effendi Choirie yang membidangi masalah Pertahanan dan Keamanan, meminta agar Bandara Militer Ranai dipertahankan demi kepentingan nasional.
Menurutnya, Bandara Ranai merupakan pangkalan terdepan Indonesia dalam menjaga NKRI dari kemungkinan invasi negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, China, Vietnam, Taiwan dan Korea.
"Komisi I meminta agar dipertahankan untuk kepentingan pertahanan negara dari serangan musuh. Sebaiknya cari lahan lain saja," kata Gus Choi – sapaan akrabnya.
Sepengetahuannya, hampir seluruh bandara di Indonesia milik militer yangt difungsikan untuk sipil menjadim masalah. Contohnya, Juanda (Surabaya), Abdurrahman Saleh (Malang), Iskandar Muda (Banda Aceh), Adi Sucipto (Yogyakarta) dan lain-lain yang selama ini dialihfungsi bandara militer ke sipil, tidak efektif dan tidak sesuai yang diharapkan.
"Saya tidak tahu gimana perijinannya, yang ngurusin bukan Komisi I, tapi Komisi V dan Departemen Perhubungan," ujarnya.
////////////Van//////////////

0 Comments:

Post a Comment

<< Home